Rintihan Ramadhan




Ramadhan


Ketibaan mu ku nanti sejak setahun yang lepas

Ku merindukan suasana iltizam seluruh ummat

Mengimarahkan bulan yang mulia

Ku membayangkan luasnya pintu syurga dibuka

Rapinya pintu neraka ditutup

Kukuhnya rantai syaitan digari

Banyaknya pengampunan Allah

Aku salah seorang yang gembira

Menyambut kedatanganmu yang barakah


Ramadhan Kareem


Tatkala aku tersentak

Tersedar dari lamunan

Bahawa kini aku sudah di pertengahan ramadhan

Allahu akbar

Cukup pantas masa berlalu

Rasa seperti ku ingin menghentikan masa

Biar ku dakap hari2 ku dalam Ramadhan

Tiap hembusan nafasku di dalam Ramadhan

Tiap kerdip mata ku masih di dalam Ramadhan

Hingga terhenti degupan jantungku juga di dalam Ramadhan


Oh Ramadhan


Namun ku sedar

Usia hanya pinjaman

Waktu akan terus berputar

Takkan sempat aku menggapai semuanya

Dalam hanya sebulan didunia


Apa yang ku harap kan dari MU Ya Allah...

Walau kerdil diri ini untuk meminta

Ku tahu KAU tetap ada di sisiku

KAU berkatkan lah kehidupan ku

KAU terimalah taubatku Ya Allah

KAU lipat kali ganda kan lah pahala ku di bulan Ramadhan

Walau ternyata hanya sedikit

Namun KAU Maha Mengetahui

Yang nyata dan tersembunyi


Ya Allah


Ku sedar ruku’ dan sujudku masih belum mencukupi

Doaku masih belum diangkat

Air mata keinsafanku masih belum merembes deras

Bagi menghapuskan dosa2 ku yang sangat banyak

Namun ini yang termampu Ya Allah

Hanya ini yang ku mampu

Seikhlas mungkin

Ku mengharapkan keampunan-MU

Ku dambakan cinta-MU

Ya Allah

Ya Rahman

Ya Raheem


Biar basah telekung dan sejadahku

Titisan air mata keinsafan

Menyedari diri yang selalu alpa


Ya Allah


Kau pimpinlah aku

Sebelum Ramadhan, semasa Ramadhan dan selepas Ramadhan

Teruslah jauhkan aku dari godaan syaitan

Lindungilah aku dari azab api neraka Ya Allah

Ampunkanlah dosa2 ku Ya Allah

Hamba-MU yang kerdil hanya mengharap redha-MU

Hidupku, matiku hanya untuk-MU


Kini


Sisa hari2 berbaki dalam Ramadhan

Akan ku cuba sematkan iltizam yang tinggi

Untuk merebut cinta-MU Ya Allah

Untuk mendapat syafaatmu Ya Rasulallah

Walau hakikatnya urusan kehidupan sangat banyak

Akan ku sandarkan semuanya untuk mencapai redha-MU

Ku mohon agar diterima

Semoga menjadi bekalan

Untuk aku bertemu-MU di sana nanti

Ya Allah


Salam Ramadhan


Nukilan Sebutir Permata Yang Berharga

24 Ogos 2010



*Khusus buatmu adikku Maisarah,

setulus hati salam kemaafan kukirimkan sempena Ramadhan yang mulia ini

dan salam kemaafan juga buat semua...

Semoga ibadat kita semua diterima oleh Allah... ameen





Read More......

Rahsia Puasa



Sedikit perkongsian sempena Ramadhan yang di nanti2 setiap tahun. Semoga ianya bermanfaat.

Ramadhan Kareem



RAHSIA PUASA

Oleh Drs. Ahmad Yani, MA


Sebagai muslim yang sejati, kedatangan dan kehadiran Ramadhan yang mulia pada tahun ini merupakan sesuatu yang amat membahagiakan kita. Betapa tidak, dengan menunaikan ibadah Ramadhan, amat banyak keuntungan yang akan kita peroleh, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk membuka tabir rahasia puasa sebagai salah satu bagian terpenting dari ibadah Ramadhan.


Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al Ibadah Fil Islam mengungkapkan ada lima rahasia puasa yang bisa kita buka untuk selanjutnya bisa kita rasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan.


1. Menguatkan Jiwa


Dalam hidup hidup, tak sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya, lalu manusia itu menuruti apapun yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta merugikan orang lain. Karenanya, di dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha untuk bisa mengendalikannya, bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi. Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah Swt sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan. Allah memerintahkan kita memperhatikan masalah ini dalam firman-Nya yang artinya: Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya (QS 45:23).


Dengan ibadah puasa, maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang membuat jiwanya menjadi kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit hingga segala do’anya dikabulkan oleh Allah Swt, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan do’a orang yang dizalimi (HR. Tirmidzi).


2. Mendidik Kemauan


Puasa mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan, meskipun untuk melaksanakan kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala. Puasa yang baik akan membuat seseorang terus mempertahankan keinginannya yang baik, meskipun peluang untuk menyimpang begitu besar. Karena itu, Rasulullah Saw menyatakan: Puasa itu setengah dari kesabaran.


Dalam kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin prima. Kekuatan rohani yang prima akan membuat seseorang tidak akan lupa diri meskipun telah mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar, dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit.


3. Menyehatkan Badan


Disamping kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga akan memberikan pengaruh positif berupa kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang membuat kita tidak perlu meragukannya lagi. Mereka berkesimpulan bahwa pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga mesin harus diistirahatkan, apalagi di dalam Islam, isi perut kita memang harus dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara.


4. Mengenal Nilai Kenikmatan


Dalam hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan yang Allah berikan kepada manusia, tapi banyak pula manusia yang tidak pandai mensyukurinya. Dapat satu tidak terasa nikmat karena menginginkan dua, dapat dua tidak terasa nikmat karena menginginkan tiga dan begitulah seterusnya. Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan merenungi, apa yang diperolehnya sebenarnya sudah sangat menyenangkan karena begitu banyak orang yang memperoleh sesuatu tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa yang kita peroleh.



Maka dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungi tentang kenikmatan yang sudah diperolehnya, tapi juga disuruh merasaakan langsung betapa besar sebenarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita. Hal ini karena baru beberapa jam saja kita tidak makan dan minum sudah terasa betul penderitaan yang kita alami, dan pada saat kita berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air. Disinilah letak pentingnya ibadah puasa guna mendidik kita untuk menyadari tinggi nilai kenikmatan yang Allah berikan agar kita selanjutnya menjadi orang yang pandai bersyukur dan tidak mengecilkan arti kenikmatan dari Allah meskipun dari segi jumlah memang sedikit dan kecil. Rasa syukur memang akan membuat nikmat itu bertambah banyak, baik dari segi jumlah atau paling tidak dari segi rasanya, Allah berfirman yang artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasati Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS 14:7).


5. Mengingat dan Merasakan Penderitaan Orang Lain


Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir. Dari sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga kini masih belum teratasi, seperti penderitaan saudara-saudara kita di Ambon atau Maluku, Aceh dan di berbagai wilayah lain di Tanah Air serta yang terjadi di berbagai belahan dunia lainnya seperti di Chechnya, Kosovo, Irak, Palestina dan sebagainya.


Oleh karena itu, sebagai simbol dari rasa solidaritas itu, sebelum Ramadhan berakhir, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat agar dengan demikian setahap demi setahap kita bisa mengatasi persoalan-persoalan umat yang menderita. Bahkan zakat itu tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin dan menderita, tapi juga bagi kita yang mengeluarkannya agar dengan demikian, hilang kekotoran jiwa kita yang berkaitan dengan harta seperti gila harta, kikir dan sebagainya. Allah berfirman yang artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS 9:103).



SAMBUT DENGAN GEMBIRA


Karena rahasia puasa merupakan sesuatu yang amat penting bagi kita, maka sudah sepantasnyalah kalau kita harus menyambut kedatangan Ramadhan tahun ini dengan penuh rasa gembira sehingga kegembiraan kita ini akan membuat kita bisa melaksanakan ibadah Ramadhan nanti dengan ringan meskipun sebenarnya ibadah Ramadhan itu berat.


Kegembiraan kita terhadap datangnya bulan Ramadhan harus kita tunjukkan dengan berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan Ramadhan tahun sebagai momentum untuk mentarbiyyah (mendidik) diri, keluarga dan masyarakat kearah pengokohan atau pemantapan taqwa kepada Allah Swt, sesuatu yang memang amat kita perlukan bagi upaya meraih keberkahan dari Allah Swt bagi bangsa kita yang hingga kini masih menghadapi berbagai macam persoalan besar. Kita tentu harus prihatin akan kondisi bangsa kita yang sedang mengalami krisis, krisis yang seharusnya diatasi dengan memantapkan iman dan taqwa, tapi malah dengan menggunakan cara sendiri-sendiri yang akhirnya malah memicu pertentangan dan perpecahan yang justeru menjauhkan kita dari rahmat dan keberkahan dari Allah Swt. (Drs. H. Ahmad Yani).

Read More......
Related Posts with Thumbnails